- Home>
- KOMPUTER DI DUNIA PENDIDIKAN
Posted by : Unknown
Rabu, 16 Desember 2015
Teknologi Informasi, Inovasi bagi
Dunia Pendidikan
I. TEKNOLOGI INFORMASI DAN
PENDIDIKAN DI INDONESIA
A. Dunia Pendidikan Konvensional
Indonesia
Secara umum Dunia Pendidikan memang
belum pernah benar-benar menjadi wacana yang publik di Indonesia, dalam arti
dibicarakan secara luas oleh berbagai kalangan baik yang bersentuhan langsung
maupun tidak langsung dengan urusan pendidikan. Namun demikian, bukan berarti
bahwa permasalahan ini tidak pernah menjadi perhatian.
Upaya-upaya peningkatan kualitas
mutu serta kuantitas yang membawa nama pendidikan telah dilakukan oleh pihak
pemerintah, walau sampai saat ini kita belum melihat hasil dari usaha tersebut.
Apabila kita melihat dari sudut pandang nasional atau alias yang umum-umum saja
jadi marilah kita lihat apa yang dilakukan oleh pemerintah. Usaha yang
dilakukan oleh pemerintah biasanya bersifat konstitusional demi mendapatkan
lulusan dari sekolah yang kompetitif dan siap bersaing secara global, semisalkan
dengan menetapkan angka batas minimal kelulusan UAN dengan nilai sebesar 4,00
dengan tidak digabung dengan poin pada ujian praktek ditambah lagi tanpa ujian
praktek. Pada hal ini bukannya kita menemukan pemerintah berusaha untuk
memperbaiki mutu pendidikan melainkan nampak sepertinya pemerintah hendak
menjegal generasi kita.
Apabila kita amati dengan seksama,
apa sebenarnya yang menjadi inti permasalahan pada dunia pendidikan, mungkin
jauh lebih sulit dari menggantang asap. Berbagai hal dapat saja dipersalahkan
sebagai pokok masalah yang menghambat kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.
Namun demikian, yang jelas-jelas dapat kita temukan sebagai suatu kecacatan
ialah proses belajar mengajar konvensional yang mengandalkan tatap muka antara
guru dan murid, dosen dengan mahasiswa, pelatih dengan peserta latihan,
bagaimanapun merupakan sasaran empuk yang paling mudah menjadi sasaran bagi
suara-suara kritis yang menghendaki peningkatan kualitas pada dunia pendidikan.
Ketidakefektifan adalah kata yang
paling cocok untTuk sistem ini, sebab seiring dengan perkembangan zaman,
pertukaran informasi menjadi semakin cepat dan instan, namun institut yang
masih menggunakan sistem tradisional ini mengajar (di jenjang sekolah tinggi
kita anggap memberikan informasi) dengan sangat lambat dan tidak seiring dengan
perkembangan IT. Sistem konvensional ini seharusnya sudah ditinggalkan sejak
ditemukannya media komunikasi multimedia. Karena sifat Internet yang dapat
dihubungi setiap saat, artinya siswa dapat memanfaatkan program-program
pendidikan yang disediakan di jaringan Internet kapan saja sesuai dengan waktu
luang mereka sehingga kendala ruang dan waktu yang mereka hadapi untuk mencari
sumber belajar dapat teratasi. Dengan perkembangan pesat di bidang teknologi telekomunikasi,
multimedia, dan informasi; mendengarkan ceramah, mencatat di atas kertas sudah
tentu ketinggalan jaman.
B. Penggunaan IT Dalam Dunia
Pendidikan
Arti IT bagi dunia pendidikan
seharusnya berarti tersedianya saluran atau sarana yang dapat dipakai untuk
menyiarkan program pendidikan. Namun hal Pemanfaatan IT ini di Indonesia baru
memasuki tahap mempelajari berbagai kemungkinan pengembangan dan penerapan IT
untuk pendidikan memasuki milenium ketiga ini.
Padahal penggunaan IT ini telah
bukanlah suatu wacana yang asing di negeri Paman Sam Sana. Pemanfaatan IT dalam
bidang pendidikan sudah merupakan kelaziman di Amerika Serikat pada dasawarsa
yang telah lalu. Ini merupakan salah satu bukti utama ketertinggalan bangsa
Indonesia dengan bangsa-bangsa di dunia.
Berikut ini ialah sampel-sampel dari
luar negeri hasil revolusi dari sistem pendidikan yang berhasil memanfaatkan
Teknologi Informasi untuk menunjang proses pembelajaran mereka:
1. SD River Oaks di Oaksville,
Ontario, Kanada, merupakan contoh tentang apa yang bakal terjadi di sekolah. SD
ini dibangun dengan visi khusus: sekolah harus bisa membuat murid memasuki era
informasi instan dengan penuh keyakinan. Setiap murid di setiap kelas
berkesempatan untuk berhubungan dengan seluruh jaringan komputer sekolah.
CD-ROM adalah fakta tentang kehidupan. Sekolah ini bahkan tidak memiiki
ensiklopedia dalam bentuk cetakan. Di seluruh perpustakaan, referensinya
disimpan di dalam disket video interktif dan CD-ROM-bisa langsung diakses oleh
siapa saja, dan dalam berbagai bentuk: sehingga gambar dan fakta bisa
dikombinasikan sebelum dicetak;foto bisa digabungkan dengan informasi.
2. SMU Lester B. Pearson di Kanada
merupakan model lain dari era komputer ini. Sekolah ini memiliki 300 komputer
untuk 1200 murid. Dan sekolah ini memiliki angka putus sekolah yang terendah di
Kanada: 4% dibandingkan rata-rata nasional sebesar 30%
3. Prestasi lebih spektakuler
ditunjukkan oleh SMP Christopher Columbus di Union City, New Jersey. Di akhir
1980-an, nilai ujian sekolah ini begitu rendah, dan jumlah murid absen dan
putus sekolah begitu tinggi hingga negara bagian memutuskan untuk mengambil
alih. Lebih dari 99% murid berasal dari keluarga yang menggunakan bahasa
Inggris sebagai bahasa kedua.
Bell Atlantic- Sebuah perusahaan
telepon di daerah itu membantu menyediakan komputer dan jaringan yang
menghubungkan rumah murid dengan ruang kelas, guru, dan administrator sekolah.
Semuanya dihubungkan ke Internet, dan para guru dilatih menggunakan komputer
pribadi. Sebagai gantinya, para guru mengadakan kursus pelatihan akhir minggu
bagi orangtua.
Dalam tempo dua tahun, baik angka
putus sekolah maupun murid absen menurun ke titik nol. Nilai ujian-standar
murid meningkat hampir 3 kali lebih tinggi dari rata-rata sekolah seantero New
Jersey.
Informasi yang diwakilkan oleh
komputer yang terhubung dengan internet sebagai media utamanya telah mampu
memberikan kontribusi yang demikian besar bagi proses pendidikan. Teknologi
interaktif ini memberikan katalis bagi terjadinya perubahan medasar terhadap
peran guru: dari informasi ke transformasi. Setiap sistem sekolah harus
bersifat moderat terhadap teknologi yang memampukan mereka untuk belajar dengan
lebih cepat, lebih baik, dan lebih cerdas. Dan Teknologi Informasi yang menjadi
kunci untuk menuju model sekolah masa depan yang lebih baik.
Namun usaha-usaha dari anak-anak
bangsa juga terus dilakukan untuk mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia
dalam hal penyampaian proses pendidikan dengan penggunaan IT. Semisalnya,
baru-baru ini Telkom, Indosat, dan Institut Teknologi Bandung (ITB) menyatakan
kesiapannya untuk mengembangkan IT untuk pendidikan di Indonesia, dimulai
dengan proyek-proyek percontohan.Telkom menyatakan akan terus memperbaiki dan
meningkatkan kualitas infrastruktur jaringan telekomunikasi yang diharapkan
dapat menjadi tulang punggung (backbone) bagi pengembangan dan penerapan IT
untuk pendidikan serta implementasi-implementasi lainnya di Indonesia. Bahkan,
saat ini Telkom mulai mengembangkan teknologi yang memanfaatkan ISDN
(Integrated Sevices Digital Network) untuk memfasilitasi penyelenggaraan
konferensi jarak jauh (teleconference) sebagai salah satu aplikasi pembelajaran
jarak jauh.
Banyak aspek dapat diajukan untuk
dijadikan sebagai alasan-alasan untuk mendukung pengembangan dan penerapan IT
untuk pendidikan dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pendidikan
nasional Indonesia. Salah satu aspeknya ialah kondisi geografis Indonesia
dengan sekian banyaknya pulau yang terpencar-pencar dan kontur permukaan
buminya yang seringkali tidak bersahabat, biasanya diajukan untuk menjagokan
pengembangan dan penerapan IT untuk pendidikan. IT sangat mampu dan dijagokan
agar menjadi fasilitator utama untuk meratakan pendidikan di bumi Nusantara,
sebab IT yang mengandalkan kemampuan pembelajaran jarak jauhnya tidak terpisah
oleh ruang, jarak dan waktu. Demi penggapaian daerah-daerah yang sulit tentunya
diharapkan penerapan ini agar dilakukan sesegera mungkin di Indonesia.
IMPLIKASI IT DI DUNIA PENDIDIKAN
INDONESIA
e-Education, istilah ini mungkin
masih asing bagi bangsa Indonesia. e-education (Electronic Education) ialah
istilah penggunaan IT di bidang Pendidikan. Internet membuka sumber informasi
yang tadinya susah diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi
masalah lagi. Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang mahal
harganya. (Berapa banyak perpustakaan di Indonesia, dan bagaimana kualitasnya?)
Adanya Internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses
perpustakaan di Amerika Serikat berupa Digital Library. Sudah banyak cerita
tentang pertolongan Internet dalam penelitian, tugas akhir. Tukar menukar
informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat dilakukan melalui Internet. Tanpa
adanya Internet banyak tugas akhir dan thesis yang mungkin membutuhkan waktu
yang lebih banyak untuk diselesaikan.
A. Pemanfaatan IT Bagi Institut
Pendidikan
Pesatnya perkembangan IT, khususnya
internet, memungkinkan pengembangan layanan informasi yang lebih baik dalam
suatu institusi pendidikan. Dilingkungan perguruan tinggi, pemanfaatan IT
lainnya yaitu diwujudkan dalam suatu sistem yang disebut electronic university
(e-University). Pengembangan e-University bertujuan untuk mendukung
penyelenggaraan pendidikan, sehingga perguruan tinggi dapat menyediakan layanan
informasi yang lebih baik kepada komunitasnya, baik didalam maupun diluar
perguruan tinggi tersebut melalui internet. Layanan pendidikan lain yang bisa
dilaksanakan melalui sarana internet yaitu dengan menyediakan materi kuliah
secara online dan materi kuliah tersebut dapat diakses oleh siapa saja yang
membutuhkan.
Lingkungan Akademis Pendidikan
Indonesia yang mengenal alias sudah akrab dengan Implikasi IT di bidang
Pendidikan adalah UI dan ITB. Semisalnya UI. Hampir setiap Fakultas yang
terdapat di UI memiliki jaringan yang dapat di akses oleh masyarakat,
memberikan informasi bahkan bagi yang sulit mendapatkannya karena problema
ruang dan waktu. Hal ini juga tentunya sangat membantu bagi calon mahasiswa
maupun mahasiswa atau bahkan alumni yang membutuhkan informasi tentang biaya
kuliah, kurikulum, dosen pembimbing, atau banyak yang lainnya. Contoh lain
adalah Universitas Swasta Bina Nusantara juga memiliki jaringan Internet yang
sangat mantap, yang melayakkan mereka mendapatkan penghargaan akademi
pendidikan Indonesia dengan situs terbaik. Layanan yang disediakan pada situs
mereka dapat dibandingkan dengan layanan yang disediakan oleh situs-situs
pendidikan luar negeri seperti Institut Pendidikan California atau Institut
Pendidikan Virginia, dan sebagainya.
Pada tingkat pendidikan SMU
implikasi IT juga sudah mulai dilakukan walau belum mampu menjajal dengan
implikasi-implikasinya pada tingkatan pendidikan lanjutan. Di SMU ini rata-rata
penggunaan internet hanyalah sebagai fasilitas tambahan dan lagi IT belum
menjadi kurikulum utama yang diajarkan untuk siswa. IT belum menjadi media
database utama bagi nilai-nilai, kurikulum, siswa, guru atau yang lainnya.
Namun prospek untuk masa depan, penggunaan IT di SMU cukup cerah.
Selain untuk melayani Institut
pendidikan secara khusus, adapula yang untuk dunia pendidikan secara umum di
indonesia. Ada juga layanan situs internet yang menyajikan kegiatan sistem
pendidikan di indonesia. situs ini dimaksudkan untuk merangkum informasi yang
berhubungan dengan perkembangan pendidikan yang terjadi dan untuk menyajikan
sumber umum serta jaringan komunikasi (forum) bagi administrator sekolah, para
pendidik dan para peminat lainnya. Tujuan utama dari situs ini adalah sebagai
wadah untuk saling berhubungan yang dapat menampung semua sektor utama
pendidikan. Contoh dari situs ini adalah www.pendidikan.net
Disamping lingkungan pendidikan,
misalnya pada kegiatan penelitian kita dapat memanfaatkan internet guna mencari
bahan atau pun data yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut melalui mesin
pencari pada internet. Situs tersebut sangat berguna pada saat kita membutuhkan
artikel, jurnal ataupun referensi yang dibutuhkan. Situs tersebut contohnya
seperti google.com atau searchindonesia.com atau sumpahpalapa.net
Inisiatif-inisiatif penggunaan IT
dan Internet di luar institusi pendidikan formal tetapi masih berkaitan dengan
lingkungan pendidikan di Indonesia sudah mulai bermunculan. Salah satu
inisiatif yang sekarang sudah ada adalah situs penyelenggara "Komunitas
Sekolah Indonesia". Situs yang menyelenggarakan kegiatan tersebut
contohnya plasa.com dan smu-net.com
B. IT Sebagai Media Pembelajaran
Multimedia
Kerjasama antar pakar dan juga
dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan secara fisik dapat dilakukan dengan
lebih mudah. Dahulu, seseorang harus berkelana atau berjalan jauh menempuh
ruang dan waktu untuk menemui seorang pakar untuk mendiskusikan sebuah masalah.
Saat ini hal ini dapat dilakukan dari rumah dengan mengirimkan email. Makalah
dan penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui
Internet, via email, ataupun dengan menggunakan mekanisme file sharring dan
mailing list. Bayangkan apabila seorang mahasiswa di Sulawesi dapat berdiskusi
masalah teknologi komputer dengan seorang pakar di universitas terkemuka di
pulau Jawa. Mahasiswa dimanapun di Indonesia dapat mengakses pakar atau dosen
yang terbaik di Indonesia dan bahkan di dunia. Batasan geografis bukan menjadi
masalah lagi.
Sharing information juga sangat
dibutuhkan dalam bidang penelitian agar penelitian tidak berulang (reinvent the
wheel). Hasil-hasil penelitian di perguruan tinggi dan lembaga penelitian dapat
digunakan bersama-sama sehingga mempercepat proses pengembangan ilmu dan
teknologi.
Virtual university merupakan sebuah
aplikasi baru bagi Internet. Virtual university memiliki karakteristik yang
scalable, yaitu dapat menyediakan pendidikan yang diakses oleh orang banyak.
Jika pendidikan hanya dilakukan dalam kelas biasa, berapa jumlah orang yang
dapat ikut serta dalam satu kelas? Jumlah peserta mungkin hanya dapat diisi 40
- 50 orang. Virtual university dapat diakses oleh siapa saja, darimana saja.
Penyedia layanan Virtual University ini adalah www.ibuteledukasi.com . Mungkin
sekarang ini Virtual University layanannya belum efektif karena teknologi yang
masih minim. Namun diharapkan di masa depan Virtual University ini dapat
menggunakan teknologi yang lebih handal semisal Video Streaming yang dimasa
mendatang akan dihadirkan oleh ISP lokal, sehingga tercipta suatu sistem
belajar mengajar yang efektif yang diimpi-impikan oleh setiap ahli IT di dunia
Pendidikan. Virtual School juga diharapkan untuk hadir pada jangka waktu satu
dasawarsa ke depan.
Bagi Indonesia, manfaat-manfaat yang
disebutkan di atas sudah dapat menjadi alasan yang kuat untuk menjadikan
Internet sebagai infrastruktur bidang pendidikan. Untuk merangkumkan manfaat
Internet bagi bidang pendidikan di Indonesia:
. Akses ke perpustakaan;
. Akses ke pakar;
. Melaksanakan kegiatan kuliah
secara online;
. Menyediakan layanan informasi
akademik suatu institusi pendidikan;
. Menyediakan fasilitas mesin
pencari data;
. Meyediakan fasilitas diskusi;
C. Kendala-Kendala Pengimplikasian
di Indonesia
Jika memang IT dan Internet memiliki
banyak manfaat, tentunya ingin kita gunakan secepatnya. Namun ada beberapa
kendala di Indonesia yang menyebabkan IT dan Internet belum dapat digunakan
seoptimal mungkin. Kesiapan pemerintah Indonesia masih patut dipertanyakan
dalam hal ini.
Salah satu penyebab utama adalah
kurangnya ketersediaan sumber daya manusia, proses transformasi teknologi,
infrastruktur telekomunikasi dan perangkat hukumnya yang mengaturnya. apakah
infrastruktur hukum yang melandasi operasional pendidikan di Indonesia cukup
memadai untuk menampung perkembangan baru berupa penerapan IT untuk pendidikan
ini. Sebab perlu diketahui bahwa Cyber Law belum diterapkan pada dunia Hukum di
Indonesia.
Selain itu masih terdapat kekurangan
pada hal pengadaan infrastruktur teknologi telekomunikasi, multimedia dan
informasi yang merupakan prasyarat terselenggaranya IT untuk pendidikan
sementara penetrasi komputer (PC) di Indonesia masih rendah. Biaya penggunaan
jasa telekomunikasi juga masih mahal bahkan jaringan telepon masih belum
tersedia di berbagai tempat di Indonesia.. Untuk itu perlu dipikirkan akses ke
Internet tanpa melalui komputer pribadi di rumah. Sementara itu tempat akses
Internet dapat diperlebar jangkauannya melalui fasilitas di kampus, sekolahan,
dan bahkan melalui warung Internet.Hal ini tentunya dihadapkan kembali kepada
pihak pemerintah maupun pihak swasta; walaupun pada akhirnya terpulang juga
kepada pemerintah. Sebab pemerintahlah yang dapat menciptakan iklim kebijakan
dan regulasi yang kondusif bagi investasi swasta di bidang pendidikan. Namun
sementara pemerintah sendiri masih demikian pelit untuk mengalokasikan dana
untuk kebutuhan pendidikan. Saat ini baru Institut-institut pendidikan unggulan
yang memiliki fasilitas untuk mengakses jaringan IT yang memadai. Padahal masih
banyak institut-institut pendidikan lainnya yang belum diperlengkapi dengan
fasilitas IT.